![]() |
icon cinta kasih (by google) |
Ini adalah salah satu dari beberapa pedoman hidup manuasia tentang cinta kasih.
Tuhan, manusia, dan cinta kasih merupakan suatu kesatuan yang mutlak. Dalam kehidupan manusia membutuhkan rasa kasih dan cinta untuk kelangsungan hidup dan untuk mengenal lebih dekat dengan sang pencipta dan semua ciptaannya. Cinta adalah rasa yang ada dalam beragam bentuk dan perwujudan. Selama dalam kandungan ibu, rasa cinta dan kasih sayang mulai tertanam, kemudian pada saat kelahiran, masa balita, terus masa anak-anak, lalu beranjak sampai remaja, dewasa, dan seterusnya, manusia berangsur-angsur melaui berbagai bentuk cinta. Mulai dari mencintai dirinya sendiri, orang tuanya, istrinya, anak-anaknya, harta-hartanya, dan Tuhannya.
Seiring waktu dimana manusia tumbuh berkembang dalam lingkungan hidupnya, masa-masa gelora cintanya mengalami suatu perubahan-perubahan. Pada masa seseorang belum menikah atau belum berkeluarga, rasa cinta dan kasih sayangnya kepada orang tua begitu kuat. Apabila ada permasalahan yang menimpa orang tua, sesorang anak akan merasakan sedih atau menangis, takut akan kehilangan orang tua yang dicintainya.
Cinta kasih dan rasa sayang mulai terbagi tatkala seseeorang mulai mengenal orang lain, merasa akrab dengan orang lain, atau mulai mengenal lawan jenis. Permulaan timbulnya cinta kerena sesorang mulai bersosialisasi dengan orang lain, saling berkomunikasi, lalu saling membuka hati melalui kata-kata ataupun dengan gerak tubuhnya. Pada akhirnya dengan kejujuran dan ketulusan hubungan akan memuncak dalam hubungan cinta. Hubungan yang dilandasi rasa kepercayaan dan pengorbanan serta kerendahan hati sebagai bentuk perwujudan cinta sebagai anugrah Tuhan.
Hidup bermasyarakat merupakan salah satu apresiasi rasa cinta antar sesama manusia. Rasa perhatian kita pada lingkungan, kepada tetangga, terhadap orang-orang sekitarnya. Rasa kepedulian akan kebersamaan dalam mencapai kerukunan menjadikan manusia yang bermoral lagi berakal. Dalam lingkup bermasyarakat ini akan ada tindakan-tindakan kita untuk pengorbanan dan pengabdian pada masyarakat, menumbuhkan bentuk-bentuk kegiatan kerohanian, peribadatan dan lainnya, yang akhirnya memupukkan rasa cinta yang kuat kapada Allah SWT.
Tapi ada sebagian diantara kita tidak peduli akan cinta sesama, beberapa diantara kita tidak peduli dengan hidup bermasyarakat, tidak peduli dengan tetangga. Mereka hanya peduli dengan diri sendiri, keluarganya, atau hanya dengan harta dan tahtanya. Orang-orang seperti ini diantara kita memang ada. Faktor-faktor penyebabnya bermacam-macam, mungkin lantaran sibuk bekerja, karena status jabatan dan pendidikannya paling tinggi, atau memang menjaga kewibawaan, atau hal-hal lainnya.
Yang jelas Islam mengajarkan untuk menempatkan perasaan cinta itu dalam proporsinya yang wajar. Nah… tinggal kita yang menentukan dan mengendalikan perasaan itu dalam tuntunan Islam.
oleh: sungadi\
Komentar
Posting Komentar